Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) bekerja sama dengan PT Fiberboat Indonesia memproduksi kubus apung seaNOCS untuk pembangkit listrik tenaga surya apung (PLTS Apung) di Wisata Embung BABO, Desa Sidobandung, Bojonegoro, Jawa Timur. Keberadaan PLTS Apung merupakan bentuk dukungan PPNS terhadap pengembangan energi terbarukan dan juga kontribusi terhadap pengembangan potensi regional, termasuk potensi Wisata Embung BABO.
PLTS Apung di Wisata Embung BABO merupakan salah satu hasil nyata dari program Matching Fund untuk skema lokalisisasi produk penelitian terapan pada tahun 2022. Program ini melibatkan sejumlah dosen PPNS, termasuk Mohammad Basuki Rahmat, Arie Indartono, Budianto, Hendro Agus Widodo, dan Joessianto Eko Putro. Selain dosen, tim ini juga melibatkan beberapa mahasiswa PPNS.
Pemasangan PLTS di Desa Sidobangun dilakukan pada tanggal 3-4 Desember 2022 dengan memasang panel distribusi, baterai, sel surya, dan kabel listrik. Sementara itu, serah terima dan peresmian operasional PLTS Apung dilakukan seminggu kemudian pada tanggal 11 Desember 2022.
Upacara serah terima dan peresmian operasional PLTS Apung dihadiri oleh pejabat kabupaten dan kecamatan, kepala departemen, dan tim program penelitian. Wakil Direktur III PPNS, Arie Indartono, juga hadir dalam acara tersebut untuk memberikan sambutan.
Dalam sambutannya, Arie Indartono menyampaikan pentingnya kolaborasi penelitian antara PPNS dan mitra, baik dari pemerintah setempat, kelompok masyarakat, maupun industri. Kolaborasi ini penting untuk mengatasi berbagai masalah yang terjadi di masyarakat. Dia juga berharap kehadiran PLTS Apung dapat dimanfaatkan sebaik mungkin.
“Dengan adanya PLTS Apung ini, diharapkan dapat mengurangi biaya operasional listrik dengan sumber energi terbarukan. PPNS juga akan terus berkomitmen untuk mengembangkan teknologi dengan industri pendukung kami untuk membantu mengatasi masalah di masyarakat,” kata Arie.
PLTS itu sendiri memiliki 30 lampu, masing-masing dengan daya 50 watt untuk penerangan jalan di sekitar waduk. Sistem PLTS terdiri dari 10 panel surya dengan kapasitas masing-masing 330 WP. Evaluasi kapasitas baterai menunjukkan bahwa 15 lampu dapat bertahan selama 12 jam.
Sementara itu, Kepala Desa Sidobandung, Sukijan, menyatakan bahwa keberadaan PLTS Apung dapat membuat Embung BABO menjadi destinasi pariwisata teknologi pendidikan. “Terima kasih banyak kepada PPNS,” ucap Sukijan.
Selain menyerahkan PLTS Apung, PPNS juga menyerahkan modul pembelajaran PLTS Apung untuk siswa sekolah dasar, menengah, dan atas. Harapannya, modul yang diberikan dapat memberikan pemahaman bagi siswa tentang energi terbarukan, terutama PLTS Apung.
Modul ini berisi tentang penjelasan mengenai energi terbarukan, pengenalan PLTS Apung, bagaimana PLTS Apung bekerja, manfaat PLTS Apung, dan beberapa kegiatan praktik yang dapat dilakukan oleh siswa untuk lebih memahami konsep tersebut.
Menurut Arie Indartono, pembelajaran tentang energi terbarukan sangat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya penggunaan sumber daya energi yang ramah lingkungan. Dengan mempelajari PLTS Apung, siswa diharapkan dapat lebih memahami bagaimana teknologi dapat membantu mengatasi masalah energi dan lingkungan.
PPNS berharap bahwa keberadaan PLTS Apung di Wisata Embung BABO dapat menjadi contoh dan motivasi bagi masyarakat sekitar untuk lebih memanfaatkan sumber daya energi terbarukan. Melalui kerjasama dengan berbagai pihak, PPNS akan terus mengembangkan teknologi yang ramah lingkungan dan bermanfaat bagi masyarakat.