Surabaya, 21 Februari 2025 – Indonesian Society of Applied Science (ISAS) sukses menyelenggarakan Rapat Koordinasi bersama Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M/P2M) Politeknik Negeri se-Indonesia. Acara yang berlangsung pada 19-21 Februari 2025 di Ruang Sekretariat ISAS, Gedung Pascasarjana Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ini bertujuan untuk memperkuat kolaborasi di bidang penelitian terapan, pengabdian kepada masyarakat, serta persiapan konferensi ilmiah internasional.
Ketua ISAS, Prof. Dr. Adrianus Amheka, dalam sambutannya menegaskan bahwa politeknik harus terus berinovasi dalam penelitian dan pengabdian masyarakat agar memiliki dampak yang luas. “Kami ingin memastikan bahwa penelitian politeknik tidak hanya menjadi dokumen akademik, tetapi juga mampu diterapkan dalam industri dan masyarakat, sejalan dengan konsep pendidikan vokasi berbasis solusi nyata,” ujarnya.



Salah satu agenda utama dalam rapat ini adalah persiapan penyelenggaraan konferensi internasional iCAST 2025 dan Sentrinov 2025. iCAST 2025, yang akan dihelat di Politeknik Negeri Bali, mengusung tema “Transforming Local Insights into Global Solutions for Sustainable Development”. Konferensi ini menyoroti bagaimana penelitian berbasis lokal dapat menjadi solusi berkelanjutan dalam lingkup global. Dalam mendukung transparansi dan kualitas publikasi, pengelolaan makalah akan menggunakan platform EDAS dan Microsoft CMT, dengan target peserta yang mencakup akademisi, praktisi industri, dan mahasiswa dari berbagai negara. Sementara itu, Sentrinov 2025, yang akan diselenggarakan di Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS), akan mengangkat tema “Peran Politeknik dalam Kemandirian Ekonomi dan Teknologi Nasional”. Konferensi ini dirancang dalam format hybrid (online dan offline) dan menargetkan 250 paper dari akademisi dan praktisi industri.
“Konferensi ini bukan hanya wadah akademik, tetapi juga menjadi jembatan antara dunia pendidikan vokasi dan industri. Kami ingin memastikan bahwa penelitian politeknik dapat langsung dimanfaatkan dalam dunia kerja dan industri manufaktur,” ujar Prof. Dr. Mike Yuliana, Wakil Ketua ISAS.
Dalam upaya meningkatkan standar publikasi akademik, ISAS juga menetapkan target penambahan tiga jurnal baru pada tahun 2025 dan mendorong Journal of Applied Computer Science and Technology (JACOST) untuk mencapai indeksasi Scopus. Selain itu, ISAS akan mengadakan pelatihan tata kelola jurnal ilmiah sebanyak dua kali dalam setahun untuk membantu pengelola jurnal mencapai akreditasi nasional yang lebih tinggi. “Jurnal ilmiah politeknik harus mampu bersaing di tingkat internasional. Kami akan terus mendorong akreditasi nasional dan indeksasi global, sehingga hasil riset politeknik semakin diakui dalam komunitas akademik internasional,” ujar Dr. Yuhefizar, salah satu tim pengelola jurnal ISAS.
Selain penelitian, ISAS juga memperkuat program pengabdian masyarakat berbasis inovasi teknologi. Salah satu program unggulan adalah International Community Service, yang melibatkan politeknik dalam kerja sama internasional untuk menyelesaikan permasalahan masyarakat berbasis teknologi. Tak hanya itu, ISAS juga merancang pengembangan e-Government dan Digital Governance, yang akan diterapkan di berbagai daerah guna meningkatkan efisiensi pelayanan publik berbasis digital. Program ini bertujuan untuk menghubungkan akademisi, industri, dan pemerintah dalam satu ekosistem digital yang berkelanjutan. Menurut Moh. Jauhari, S.T., M.T., selaku Koordinator Bidang Community Service ISAS, politeknik memiliki peran besar dalam memberikan solusi berbasis teknologi bagi masyarakat. “Kami ingin menjadikan politeknik sebagai pusat inovasi yang tidak hanya berfokus pada pendidikan, tetapi juga mampu memberikan solusi bagi tantangan sosial dan ekonomi yang ada di masyarakat,” ujarnya.
Dalam upaya meningkatkan relevansi riset politeknik dengan kebutuhan industri, ISAS juga memperkuat kerja sama dengan berbagai mitra industri dan sponsor. Kemitraan ini bertujuan untuk menarik lebih banyak sponsor bagi konferensi internasional serta mendukung hibah penelitian terapan yang berorientasi pada kebutuhan industri. Menurut Prof. Dr. M. Udin Harun Al Rasyid, Koordinator Konferensi ISAS, industri harus menjadi bagian dari ekosistem penelitian politeknik. “Kami ingin memastikan bahwa hasil riset politeknik dapat dikomersialisasikan dan diterapkan langsung oleh industri, bukan hanya sekadar publikasi akademik,” jelasnya.
Sebagai tindak lanjut dari rapat ini, setiap politeknik akan mengusulkan program unggulan penelitian dan pengabdian masyarakat yang dapat dikolaborasikan dengan industri. Panitia iCAST 2025 dan Sentrinov 2025 juga akan segera melakukan promosi lebih awal guna menarik lebih banyak peserta dan sponsor. ISAS juga akan menyusun roadmap peningkatan akreditasi jurnal sepanjang tahun 2025, dengan target agar lebih banyak jurnal politeknik masuk dalam indeks internasional seperti Scopus. Untuk memastikan seluruh rencana berjalan dengan baik, rapat evaluasi akan diadakan pada Agustus 2025 guna meninjau progres kegiatan dan strategi keberlanjutan program. Dengan adanya koordinasi ini, diharapkan politeknik di Indonesia semakin berperan aktif dalam pengembangan ilmu terapan dan inovasi teknologi, serta dapat memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat dan industri di tingkat nasional maupun internasional.